Resensi: Aku Terlahir 500gr Dan Buta



Judul : Aku Terlahir 500gr Dan Buta
Penulis : Miyuki Inoue
Jenis Buku : True story
Penerbit : Elex Media Komputindo
Pembaca : Semua kalangan
Nilai : (4/5)



Miyuki Inoue, bayi prematur yang divonis hanya hidup hingga dua sampai tiga hari lagi oleh sang dokter, nyatanya mampu bertahan hingga kini beranjak dewasa. Terlahir dengan berat 500gram, dengan kelima jari sebesar korek api, kepala sebesar telur, dan pinggul sebesar jari kelingking orang dewasa, membuat ibunya tak pernah bisa menahan cucuran airmata tatkala menjaganya di rumah sakit.
Ketika beberapa minggu kemudian Miyuki Inoue kecil divonis buta, hati sang ibu semakin hancur berkeping-keping. Namun wanita yang tegar itu, bersumpah akan terus berjuang agar Miyuki tetap hidup. Ia telah kehilangan laki-laki yang dicintainya ketika mengandung karena sebuah kecelakaan, dan ia tak ingin anak itu pun ikut pergi bersama ayahnya.

Buku ini menceritakan drama kehidupan antara ibu dan anak yang saling mengisi dan saling melengkapi. Bagaimana sang ibu mendidik anaknya, Miyuki, dengan sangat keras. Sehingga sang anak kadang dengan marah menjulukinya dengan sebutan ‘ibu setan’.
Bukan tanpa sengaja sang ibu berlaku seperti itu. Ia hanya ingin menempa sang anak menjadi manusia yang kuat dan tegar. Ia ingin anaknya menjadi seperti gadis normal lainnnya dan mendapat kebahagiaan.
Ketika suatu hari Miyuki belajar menaiki sepeda, sang ibu hanya mengawasi dari kejauhan. Airmatanya menetes tatkala sang anak terjatuh dengan lutut berdarah-darah. Namun tak disongsongnya Miyuki meskipun sangat ingin, melainkan dibiarkannya saja ia mengatasi itu sendiri. Hingga Miyuki berhasil menaiki kembali sepedanya dan terjatuh sebanyak 30 kali sebelum berhasil.
Pun ketika suatu hari Miyuki terjatuh dari tangga, sang ibu hanya berkata, “salah sendiri”. Bukan karena sang ibu tak peduli, justru ia ingin mendidik anaknya agar tak mengulangi kesalahan yang sama jikalau sudah merasakan bagaimana sakitnya.
Tak jarang Miyuki merasakan sakit hati oleh ucapan ibunya. Namun akhirnya Miyuki mengerti, semua yang dilakukan ibunya semata-mata karena rasa sayang sang ibu padanya. Terlebih lagi ketika suatu hari ibunya menceritakan masa lalu beliau yang kelam.

Miyuki, gadis dengan keinginan yang kuat dan penuh semangat. Kebutaan sama sekali tak menghalanginya. Apa yang ingin dikuasainya, pasti akan terus dipelajari dan dicobanya sampai berhasil, meski perlu usaha 10 kali lipat lebih sulit dan lebih lama dari orang normal.
Kini ia telah banyak meraih prestasi. Diantaranya juara mengarang tingkat nasional Jepang dengan karyanya yang berjudul Air Mata Ibu & Diriku Dalam Genggaman. Semua itu berkat kerja keras dan dukungan ibu yang mengasihinya.


Salam,

-Maryam Diyah-
Koordinator Divisi Resensi

0 komentar:

Posting Komentar